Tuesday, December 05, 2006

Apa & Siapa ITB

Hasan Poerbo

menggemari aeromodelling, sementara di saat remaja dia menyukai terbang layang. Toh saat mendaftar ke ITB, dia malah memilih masuk Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Bandung ( kini ITB).

Baginya, terbang layang melahirkan perasaan romantis tertentu.
"Sayalah orang Indonesia pertama yang menerbangkan pesawat layang, di Yogya pada 1947," tutur Hasan, yang pernah akrab dengan 2 tokoh penerbangan Indonesia; almarhum Abdurrachman Saleh dan almarhum Nurtanio.

Saat dia mengundurkan diri dari olahraga angkasa itu, dia sudah mengantungi 240 jam terbang. Kenapa mundur ? "Tidak diizinkan istri,"ucapnya.

Anak ke-7 dari 8 bersaudara putra mantan wedana itu merampungkan sekolah menengahnya di Yogya. Pada tahun-tahun pertama kemerdekaan, Hasan bergabung dalam organisasi pelukis, sebelum membantu Jawatan Penerangan TNI-AU serta menjadi anggota Tentara Pelajar.

Master untuk bidang Civic Design didapatnya dari Universitas Liverpool, Inggris, 1961.
Dekan Fakultas Perencanaan & Seni Rupa ITB (1962-1964) ini belakangan lebih memusatkan perhatiannya pada bidang kajian pembangunan. "Saya menemukan interes baru,"kata Hasan yang menjadi Direktur Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) ITB sejak lembaga itu berdiri, 1979.

Sejak 1982, PPLH juga meneliti para pemungut sampah di Bandung. Anggota Dewan Riset Nasional ini dinilai "melawan arus" oleh beberapa kalangan. Contohnya, ia menilai, kebijaksanaan pembangunan dewasa ini terlalu "deterministik" - "Semacam dari atas," ungkapnya. "Pembangunan kita cenderung supply-approach, bukan demand-approach.
Orang menganggap, asal sekian prasarana sudah dibangun, tanpa perlu mempertimbangkan aspek manusiawi dari para pengguna prasarana, sudah bisa menyelesaikan masalah,"ujarnya.

Di samping acap menulis di Kompas dan Prisma, Hasan Poerbo juga mengarang sejumlah karya tulis, sendiri atau bersama pengarang lain. Ia adalah Co-author Goodman untuk buku terbitan Pergamon Press 1977, Design & Construction of Low Cost Housing, An East West Perspective.

Menikah dengan Partini,1961, mempunyai 4 anak.

1 Comments:

At 17/11/09 6:58 PM, Blogger cakcak said...

halo! saya tertarik sekali dengan perkembangn arsitektur komunitas di Indonesia. Hanya sedikit arsitek yang memilih untuk melayani rakyat biasa, terutama dalam hal pembangunan permukiman dan pembangunan kota umumnya. Ingin tau, (alm) Pak Hasan pernah terlibat proyek/program apa saja selama karirnya? apa yang dianggap sebagai puncak karirnya? kalau boleh mau korespondensi langsung. trims, andrea.fitrianto[at]gmail.com

 

Post a Comment

<< Home